Senin, 26 Oktober 2015

Fungsi Membalik Angka dan Huruf dalam Microsoft EXCELL



Hal ini dibutuhkan untuk membalik setiap angka atau huruf yang komposisinya tidak sesuai dengan yang diinginkan.



Tekan Keyboard “Alt  F11” maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Klik kanan pada sheet yang akan dibalik datanya “Sheet 1” lalu pilih “Insert” lalu pilih “Module”. Lihat gambar berikut :
















Selanjutnya muncul gambar berikut :Tuliskan formula : 

“SAVE Function” dan “CLOSE VB”. Selanjutnya EXCELL dapat digunakan untuk memasukkan rumus membalik katan dan angka.Function terbalik sudah masuk. Lihat gambar berikut:

Tuliskan Formula : “=Terbalik(B5)” maka hasilnya sebagai berikut :

Fungsi dapat hilang karena lembar kerja Book Excell di “CLOSE” maka anda harus memasukkan lagi.

Kamis, 30 April 2015

Pancering Bumi (puncak/igir-igir bukit atau pegunungan sebagai tempat penyangga kehidupan)

WISATA KAWASAN PUNCAK MENOREH

Obyek wisata suroloyo merupakan hamparan puncak tertinggi di kawasan Menoreh dengan ketinggian 999 mdpl. Lokasi wisata berada pada koordinat UTM WGS 1994 zona 49S yaitu 409660 mU, 9154704 mT. Dari puncak ini dapat melihat hamparan pegunungan di Jawa sebanyak 7 gunung apabila kondisi cuaca bagus dan cerah. Pemandangan sunrise dan sunset sangat menawan dilihat di kawasan ini. Pada kondisi tertentu kawasan ini sering berkabut tebal sehingga terasa sedang diatas Awan atau dengan hembusan angin membawa kabut yang menyentuh tulang. Formasi batuan yang menjulang tinggi ini merupakan tebing gunung api purba yang sangat resisten sehingga tidak mudah lapuk atau mengalami erosi. Berikut ini adalah gambar kondisi kawasan Suroloyo dari citra Google Earth :

Puncak induk  : Suroloyo
Puncak 1         : Sariloyo
Puncak 2         : Kaendran

Cuplikan Kisah di Suroloyo
Seorang pujangga dari Keraton Surakarta yang bernama Ngabehi Yasadipura dalam kitab berjudul Cabolek yang ditulisnya mengisahkan bahwa Raden Mas Rangsang, Putra Mahkota Kerajaan Mataram Islam, pernah menerima wangsit untuk menjadi penguasa tanah Jawa. Raden Mas Rangsang diharuskan berjalan kaki dari keraton di wilayah Kotagede, Kota Yogyakarta, ke arah barat. Setelah menempuh jarak sekitar 40 kilometer dan tiba di wilayah Pegunungan Menoreh, ia jatuh pingsan karena kelelahan. Dalam pingsannya, Raden Mas Rangsang mendapat wangsit (petunjuk yang kedua). Wangsit tersebut memerintahkan agar Raden Mas Rangsang, yang ketika besar bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma, untuk melakukan tapa kesatrian di tempat itu. Tempat itulah yang kini disebut dengan Puncak Suroloyo [1].
Puncak Suroloyo adalah kawasan wisata yang sarat akan keberadaan mitos. Selain cerita yang dikaitkan dengan Sultan Agung tersebut, Puncak Suroloyo juga tidak lepas dari mitos sebagai kiblat pancering bumi (pusat dari empat penjuru) di tanah Jawa. Masyarakat setempat percaya bahwa puncak ini adalah titik pusat Pulau Jawa jika ditarik dari garis utara ke selatan dan dari arah barat ke timur Pulau Jawa. Mitos inilah yang menyebabkan pada malam Satu Suro ( 1 Muharam) kawasan ini sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung. Para pengunjung ini, kebanyakan melakukan ritual untuk menolak bala yang dipercaya orang Jawa akan datang pada bulan Sura [1].
Pada Masa Hindu kuno, masyarakat mempercayai bahwa Kayangan atau tempat bersemayam para dewa berada di Gunung Himalaya, puncak gunung tertinggi di dunia. Namun, cukup sulit pada saat itu membayangkan seperti apa Puncak Himalaya sebagai tempat para dewa. Karena itulah, para pendeta Hindu menjadikan Puncak Suroloyo sebagai peraga Kayangan. Pada waktu itu Puncak Suroloyo dikenal sebagai tempat tertinggi di kera  jaan Mataram [1].
Selain Puncak Suroloyo, di kawasan Suroloyo juga terdapat tempat lain yang tidak lepas dari mitos, yakni pertapaan Mintorogo. Dalam cerita pewayangan, pertapaan Mintorogo merupakan tempat bertapa Janaka untuk memperoleh senjata berupa panah yang digunakan saat Perang Bharatayuda dan berhasil mengalahkan Raja Newatakawaca. Nama Mintorogo diambil dari Kyai Ajar Mintorogo, sedangkan secara harfiah Mintorogo sendiri berarti kehidupan yang sederhana dan bersahaja [1].
Selain Mitorogo, kawasan Suroloyo yang direkomendasikan untuk dikunjungi adalah Sendang Kadiwatan dan Sendang Kawidodaren yang juga dipercaya menjadi tempat suci, karena diyakini sebagai tempat mandi para para dewa dan bidadari. Selain kedua sendang tersebut, ada pula Enceh Suci yang merupakan sebuah padasan, yang konon merupakan bekas masjid [1].

Puncak induk : Suroloyo
Puncak Suroloyo adalah puncak bukit tertinggi di Pegunungan Menoreh. Puncak yang menjadi bagian dari histori Kerajaan Mataram Islam itu, kini menjadi kawasan wisata alam pegunungan di bagian barat DIY. Perjalanan mendaki bukit yang penuh kelok dan liku itu akan terobati setelah tiba di Puncak Suroloyo. Dari puncak setinggi 1.019 meter itu, pengunjung dapat menikmati keindahan lanskap Pulau Jawa ke delapan penjuru mata angin, menatap gunung hingga pantai dengan jarak pandang ratusan kilometer [1].
Puncak 1        : Kaendran
Puncak 2        : Sariloyo
Pertapaan Sariloyo merupakan tempat paling ideal untuk menikmati lanskap Gunung Sumbing dan Sindoro di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dengan kawasan hutan lindung dan tekstur berbukit-bukit. Sebelum mencapai gardu yang berada 200 meter sebelah barat puncak Suroloyo itu, terdapat tanah datar yang disebut Tegal Kepanasan, tugu setinggi satu meter tersebut juga sebagai penanda batas wilayah Provinsi DIY dengan Jateng [1].
Puncak Suroloyo menjadi tempat Batara Guru yaitu pimpinan para dewa. Dan di tempat ini pula Ki Semar, atau Ki Ismoyo, atau Bodronoyo berada mengasuh Petruk, Bagong, Gareng dan memomong para ksatria Pandawa. Itulah sebabnya sebagian orang menyebut Puncak Suroloyo sebagai “rumah Ki Semar”. Dan tak heran juga jika hamper seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan Puncak Suroloyo ini menjadikan Ki Semar sebagai symbol dan sekaligus pedoman hidup [2].

Ada 4 fenomena di kawasan suroloyo [2] :
  1. Dalam lakon pewayangan yang sampai sekarang kita tonton, hampir semua nama tempat yang disebutkan itu sampai sekarang masih ada dan dijadikan nama tempat itu. Tempat-tempat itu adalah :
  • Puncak Suroloyo adalah tempat Batara Guru
  • Repat Kepanasan (Tegal Kepanasan) yaitu tempat rapatnya para dewa. Dan tempat itu memang ada sampai sekarang.
  • Sariloyo, yaitu tempat para dewa menyimpulkan hasil rapat. Tempatnya tinggi kira-kira 200 meter dari repat kepanasan.
  • Kaendran adalah tempat pertapaan para ksatria dalam cerita pewayangan.
  • Pertapaan Mintorogo dalam cerita pewayangan, dan tempat itu sekarang juga masih ada.
  • Sendang Kawidodaren, yaitu tempat para ksatria mandi dan mensucikan diri setelah melakukan pertapaan. Dan tempat itu juga masih ada sekarang.
  1. Tempat-tempat di kawasan Puncak Suroloyo ini telah menginspirasi para pencipta cerita-cerita pewayangan pada ratusan abad lalu. Dan jika benar Kanjeng Sunan Kali Jaga sebagai pencipta cerita-cerita wayang sebagai media dakwah, berarti beliau telah mengenal atau kemungkinan pernah menetap di tempat ini.
  2. Di salah satu rumah sesepuh dusun Keceme ada tersimpan 2 (dua) pusaka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu :Tombak Kyai Manggolo Murti danSongsong Kyai Manggolo Dewo. Pertanyaannya adalah : mengapa Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada waktu masih hidup menitipkan kedua pusaka itu di kawasan Puncak Suroloyo ? Mengapa tidak di tempat lain. Apa makna tempat ini bagi Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dulu dan sampai hari ini ?
  3. Pada setiap tgl. 1 Suro pada kalender Jawa, ribuan orang datang berkinjung ke kawasan Puncak Suroloyo ini untuk mengikuti upacara “suroan”. Para pengunjung itu berasal dari berbagai wilayah di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Dan tentunya juga banyak diantara mereka yang datang itu berpengetahuan dan berpengalaman dan mungkin para pejabat, guru, dosen, atau para intelektual. 



Referensi : 
[1] Pramono, Adi Tri. 2010. Sumber : http://jogjatrip.com/id/399/Puncak-Suroloyo

Kamis, 09 April 2015

Memayu Hayuning Bawana

Memayu Hayuning Bawana : selalu memperbaiki dari dan senantiasa berbuat baik. Memayu : melindungi atau melakukan perbaikan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan seuatu hal atau benda. Kata “ Mayu” yang berarti kecantikan, keindahan atau keselamatan. Dalam istilah bangunan mayu adalah menambahkan atap untuk menghindari dari hujan dan terik panas matahari. Maka memayu memberikan istilah bahwa memberikan sesuatu pada benda atau memperlakukan suatu benda sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tujuan yang dicapai, yaitu kenyamanan, keselamatan, ketenangan, keindahan/ kecantikan. Hal ini memberikan hubungan pada kesejahteraan dalam suatu ruang dan waktu. Dengan demikian memayu merupakan usaha melindungi sesuatu hal yang memiliki nilai penting atau keluhuran tertentu. Hayuning : mengajak mengusahakan, melestarikan atau menjaga keindahan atau kecantikan, kebajikan.  Kata “hayu” merupakan kecantikan atau sesuatu hal memiliki nilai keindahan. Dengan demikian hayuning merupakan sesuatu hal yang dianggap memiliki nilai keindahan/kebaikan. Bawana : keberadaan secara fisik dan non fisik, nyata dan tidak nyata. Bawana terdiri dari tiga macam yaitu bawana alit (kecil) yaitu diri pribadi., Bawana Agung (besar) yaitu masyarakat, bangsa, negara atau kelopok dan atau suku-suku tertentu secara global, Bawana Langgeng (abadi) yaitu alam yang tidak terbayang dalam jangkauan logika manusia yaitu alam akhirat. Dengan demikian arti bawana merupakan kehidupan.
         Secara khusus arti Memayu Hayuning Bawana adalah menjaga atau melindungi segala sesuatu yang bersifat lebih baik atau lebih indah untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Pengertian ini pada setiap bidang tertentu memiliki makna berbeda-beda. Dalam bidang lingkungan maka mengartikan agar kita menjaga dan memelihara alam menjadi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan manusia agar dapat hidup dengan sejahtera serta berkelanjutan, sehingga alam tetap lestari ( selalu ada untuk dibutuhkan).

Pengertian ini berdasarakan pemahaman yang diketahui penulis

Jumat, 20 Maret 2015

Mikro DAS Curug Sidoharjo


Curug sidoharjo atau grojogan sidoharjo merupakan air yang mengalir meewati batuan yang memiliki bentukan patahan dari jenis batuan clastic limestone. Patahan yang terjadi merupakan aktifiras tektonik terdahulu. Karakter batuan sangat resisten, sehingga tingkat pelapukan sangat rendah  (koordinat UTM zone 49 S 0412001,9152115 ketinggian tempat sekitar 465 mdpl). Batuan limestone atau batuan kapur, tetapi karakteristik batuan kapur berbeda dari batuan kapur Gunung Kidul. Batuan kawasan ini merupakan hasil rombakan dari jenis batu gamping non clastic limestone.
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar,  kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenit (Nurrizki, 2009). Batu gamping terditi dari 2 sifat batu gamping klastik dan batu gamping non-klastik. Batu gamping klastik merupakan hasil rombakan jenis batu gamping non klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi dan terakhir sedimentasi selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering dijumpai variasi warna dari batu gamping itu sendiri. seperti warna putih abu-abu muda, abu-abu tua, merah bahkan hitam. Batu gamping non klastik merupakan koloni dari binatang-binatang laut dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping koral karena penyusun utamnya adalah koral.(Septiyani. 2015).
Kondisi Lansekap Curug Sidoharjo tersaji pada berbagai gambar berikut :
1.     Lokasi wisata dilihat dari citra Google Earth

2.     Pemandangan ketika menuju ke lokasi Air Terjun








3.     Pemandangan ketika sampai dilokasi Curug Sidoharjo



4.     Kondisi pemandangan ketika menuju puncak air terjun








5.     Kondisi pemandangan ketika sampai di puncak air terjun




Jika bosen ke curug sidoharjo, maka anda belum menggunakan ilmu anda untuk memahami suatu fenomena alam. Fenomena alam yang dapat dipelajari dikawasan ini adalah dari segi geologi, ekosistem purba kawasan Mikro DAS Curug Sidoharjo, sosial masyarakat di Desa Sidoharjo, mitos dan realita yang berkembang di kawasan ini, flora dan fauna. Fauna monyet ekor panjang terdapat dikawasan Curug sidoharjo. Hewan ini dapat dijumpai ketika kondisi curug tidak ramai, dia muncul saat pagi dan sore. Untuk menjaga sifat alami hewan, wisatawan dilarang memberi makan monyet ekor panjang atau meninggalkan sisa makanan dan sampah di kawasan curug. Hal ini dapat berakibat pada perilaku monyet yang alami takut pada manusia menjadi berani terhadap manusia. Hal yang ditakutkan dari fenomena ini adalah monyet berani merambah pemukiman dan mengganggu manusia serta merusak tanaman-tanaman yang ditanam masyarakat. Untuk mengantisipasi hal ini pengembangan tanaman buah-buahan yang sesuai dapat ditanam pada daerah  sempadan sungai/ tepi sungai. Serta pembuatan koridor antar wilayah tempat monyet berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain supaya populasi monyet tidak meraja lela pada satu wilayah, sehingga ketika stok pakan habis maka monyet akan merambah kawasan pemukiman dan atau kawasan pertanian.
Pengembangan wisata harus melibatkan banyak aktor berkepentingan, mulai dari pemuda desa yang tergabung dalam Karang Taruna Desa (KTD) Sidoharjo dan peran Dusun sekitar lokasi wisata. Dinas pariwisata (mengembangkan kualitas kawasan wisata dengan pertimbangan, ekologi, sosial, ekonomi, dan aspek kebencanaan), dinas pertanian, kehutanan dan lingkungan hidup berperan dalam pemberdayaan masyarakat dalam hal peningkatan produktifitas kawasan untuk kesejahteraan masyarakat berupa peningkatan produk pertanian (padi, sayur, buah, ubi dll) produk kehutanan (kayu, tanaman obat/ tumbuhan herbal, satwa, pelestarian sumber air, rehabilitasi). Peran dinas UMKM berupa mengembangkan unit usaha mikro masyarakat dari hasil produk pertanian dan kehutanan. TAGANA dan atau BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)  berperan dalam pengelolaan daerah rawan longsor di kawasan wisata agar tidak terjadi bencana hal ini dapat dilakukan sebelum adanya bencana sebagai bentuk pra-mitigasi bencana longsor. hal-hal yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat dalam aspek mitigasi bencana longsor. hal penting dalam penanggulangan bencana longsor adalah pengelolaan lahan oleh masyarakat melalui pemilihan jenis yang baik (tanaman dengan perakaran tunjang memiliki akar serabut banyak salah satu contohnya cengkeh, dan tanaman perakaran dalam seperti sengon, mahoni dll) dan pola tanam yang baik agar akar pohon berfungsi sebagai pemerkuat tanah agar tidak geser atau longsor. pengembangan tanaman bawah tegakan hutan seperti palawijo contohnya kapulogo dapat membantu perkuatan akar dan mengendalikan erosi pada daerah rawan longsor dan erosi. Hal paling penting di kawasan pemukiman adalah pengaturan drainase akar longsor kawasan pemukiman minimal dan tidak menimbulkan bencana. Dalam hal ini pengembangan komoditi untuk rehabilitasi hutan dan lahan harus mempertimbangkan kemauan masyarakat dalam menanam jenis tertentu serta keberadaan pasar dari hasil yang diperoleh.
Wilayah kelola hutan dan lahan kawasan curug difungsikan untuk pelestarian sumber air agar air terjun memiliki air yang lestari, sehingga pemandangannya dapat dinikmati kapanpun baik pada musim kemarau dan penghujan. Indikator bahwa kawasan catchment area atau daerah aliran sungai (DAS) mengalami penurunan kualitas lahan untuk mendukung sumber air adalah air sungai yang berwarna sangat coklat. Hal ini menandakan bahwa kawasan puncak belum berfungsi sebagai pengendali erosi. Hal ini menunjukkan bahwa pengkayaan tumbuhan bawah belum optimal.  
Berikut adalah peta wilayah catchment area sumber air curuk dan wilayah mikro DAS :

Peta ini berfungsi sebagai pendukung usaha pelestarian wisata kawasan Curuk Sidoharjo yang dapat dimanfaatkan oleh pengelola wisata Curug dari segi pelestarian sumber air. selain itu berfungsi sebagai penggambaran lokasi.


Nurrizqi, Erstayudha. 2009. http://udhnr.blogspot.com/2009/02/batuan-sedimen.html 
Septiyani, Riska. 2015. http://www.academia.edu/4984736/Nama_nama_batuan_sedimen


Jumat, 13 Maret 2015

batuan clastic limestone

Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar,  kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenit (Nurrizki, 2009). Batu gamping terditi dari 2 sifat batu gamping klastik dan batu gamping non-klastik. Batu gamping klastik merupakan hasil rombakan jenis batu gamping non klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi dan terakhir sedimentasi selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering dijumpai variasi warna dari batu gamping itu sendiri. seperti warna putih abu-abu muda, abu-abu tua, merah bahkan hitam. Batu gamping non klastik merupakan koloni dari binatang-binatang laut dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping koral karena penyusun utamnya adalah koral. Menurut klasifikasi Grabau 1904, batugamping dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu:

1. batu gamping terumbu
Proses pembentukan batuan gamping terumbu berasal dari pengumpulan plankton, moluska, algae yang keudian membentuk terumbu. Jadi gamping terumbu berasal dari organisme. Batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3) terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi organik (Rianto, 2012).
 2. Calcarenite
Calcarenite, yaitu batugamping yang ukuran butirnya sama dengan pasir (1/16 – 2 mm).
Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Calcarenite#/media/File:Pietra_di_bismantova_parete.jpg
Tekstur batu Celcerenite
sumber : http://geo-eratosthenes.blogspot.com/
2. Calcirudite, yaitu batugamping yang ukuran butirnya lebih besar daripada pasir (>2 mm).
shows a skeletal limestone (technically a calcirudite based on the large sizes of a majority of the skeletal fragments).   The most common
Sumber :
http://web.csulb.edu/depts/geology/facultypages/bperry/Sedimentary%20Rocks%20Tour/biochemical_sedimentary_rocks.htm
3. Calcilutite, yaitu batugamping yang ukuran butirnya lebih kecil dari pasir (<1/16 mm).
limestone (calcilutite) with abundant Globigerina 
Sumberhttp://www.huntsearch.gla.ac.uk/cgi-bin/foxweb/huntsearch/DetailedResults.fwx?collection=geology&searchTerm=142456
d. Calcipulverite, yaitu batugamping hasil presipitasi kimiawi, seperti batugamping kristalin.

e. Batu gamping organik, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu seperti
    terumbu dan stromatolite.

Nurrizqi, Erstayudha. 2009. http://udhnr.blogspot.com/2009/02/batuan-sedimen.html 
Riyanto,Dedi. 2012. http://droider03.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-batu-gamping.html
Septiyani, Riska. 2015. http://www.academia.edu/4984736/Nama_nama_batuan_sedimen

Minggu, 08 Maret 2015

MENOREH

Apa yang dimaksud menoreh ?
Menoreh dapat diartikan  sebagai bentukan, torehan, garis atau abstrak. Menoreh dalam arti seni dapat diartikan sebagai bentuk ekspresi yang dapat dilakukan dalam konsisi sengaja atau tidak sengaja, sadar ataupun tidak sadar. Dalam arti bahasa merupakan bentuk dari usaha yang memberikan hasil sangat memuaskan dan bahkan memiliki nilai fungsi atau manfaat yang tinggi. Dalam arti lanscape, menoreh berarti torehan alam yang membentuk formasi alam tertentu sehingga dipandang dari berbagai sisi memiliki keindahan dan kekhasan unik. Menoreh dalam deskripsi ini akan dipahami dari sisi geografi atau Lanscape. Secara landscape Menoreh dipandang dari unit-unit Cathment Area atau Daerah Aliran Sungai (DAS). Dalam Permenhut No. 32/ Menhut-II/2009 tentang RTkRHL (Rencana Eknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan) DAS, DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. DAS terdiri dari Sub DAS, setiap Sub DAS terdiri dari MikroDAS.
Dalam arti ini mengartikan Menoreh bukan dalam artian DAS tetapi lanskape yang membentuk DAS/ Sub DAS. Sehingga dapat berarti bahwa Menoreh terdiri dari Sub DAS-Sub DAS Tertentu yang berada pada kawasan DAS yang berbeda. Kawasan tersebut membentuk formasi-formasi tertentu secara geologis, sehingga membentuk bukit atau pegunungan. Jadi Menoreh merupakan lansekap hasil fenomena tektonik dalam bumi yang membentuk formasi pegunungan menoreh secara vertikal dan dan bentukan dataran atau perbukitan secara bergelombang horizontal. Menoreh merupakan hasil peristiwa lempeng bumi yang terangkat sehingga menyingkap formasi gunung pada masa purba. Dengan demaikian Menoreh adalah Gunung api purba yang telah tersingkap sehingga gunung api tidak aktif lagi.
Menoreh adalah kawasan hasil bentukan lempeng bumi yang membentuk formasi pegunungan dengan berbagai karakteistik geologi yang kompleks dan memiliki kesuburan tinggi sehingga bentukan tersebut dipandang dari berbagai sudut memiliki keunikan, keindahan, kekhasan tertentu. Sehingga berbagai aktifitas geologi sangat tinggi di kawasan ini seperti tanah longsor, retakan batuan dll.
Menoreh disini bukan wilayah administrasi, wilayah pengelolaan, kawasan konservasi dll. Melainkan wilayah konsesi landscape dengan poin tertinggi sebagai batas wilayah view atau kajian kawasan formasi bentukan alam. Dalam unit ini dapat disebut Landscape Formation Unit (LFU), yaitu batas kawasan unit formasi alam yang membentuk suatu pegunungan atau fenomena tertentu yang khas. Berikut adalah peta kawasan menoreh yang dibatasi daerah mulai berlereng tinggi berdasarakan data DEM (digital elevation model) dan data administrasi desa.
Peta kawasan Menoreh (sumber : analisis data peta administrasi dan kontur dari Bakosurtanal tahun 2012)